Kamis, 08 Mei 2014

Perjuangan Ibu

Siapa yang tidak mencintai seorang Ibu? sungguh amat sangat berdosanya jika seorang anak berani menyakiti dan tak mencintai Ibunya. Miris ketika melihat dan mendengar cerita seorang anak yang menelantarkan Ibunya, menaruhnya di panti jompo, membiarkan Ibunya bekerja berat hingga usianya yang sudah sangat renta, bahkan cerita-cerita memilukan tentang anak yang berbuat kasar hingga tega membunuh seoarang ibu yang notabene adalah wanita yang lemah dengan fisiknya yang sudah makin menua.
Kita semua tahu, bahwa kita lahir ke dunia dari rahim seorang Ibu. Di awal kehamilannya ibu merasakan mual dan muntah hingga 4 bulan lamanya. selama 9 bulan, detik demi detik hari demi hari hingga hari kelahiran kita Ibu meraskan sakit yang hebat di perut dan pinggangnya karena ukuran janin semakin besar. kakinya membengkak, tubuhnya yang semakin lemah karena sari makanan dan darah ibu sebagian besar dialirkan ke janin.
Perjuangan terbesar ibu saat mengandung anaknya adalah dikala proses melahirkan, dimana seorang ibu diibaratkan sedang bertempur ke dalam medan perang, siap bertaruh nyawa demi melahirkan anaknya ke dunia. Diibartkan tubuh manusia hanya dapat menahan rasa sakit hingga 45 del (unit), tapi pada saat melahirkan rasa sakit yang dirasakan oleh seorang ibu mencapai 57 del (unit) rasa sakit. Rasa sakit sebesar itu hampir setara dengan dengan rasa nyeri yang ditimbulkan akibat patang tulang pada 20 titik dalam waktu bersamaan. Begitu besarnya pengorbanan seorang ibu maka salah satu kunci sukses hidup kita adalah keridhaan orang tua, terutama ibu kita.
Begitu hebatnya perjuangan seorang ibu, oleh karenanya layaklah jika kita sebut Ibu sebagai pahlawan sejati dalam kehidupan kita. Seorang pahlawan tidak selalu harus menjadi super hero yang berjuang melawan kejahatan. Tapi bagi saya seorang Ibu yang tulus dan ikhlas menjaga dan menyayangi kami anak-anaknya dengan begitu sabar, mendidik kami dengan ajaran-ajaran kebaikan, membuat kami tumbuh dewasa menjadi pribadi yang kuat dan tegar dalam menjalani kehidupan, membuat saya berpikir bahwa ibu lah sebenar-benarnya pahlawan kita.
Ibu merupakan motivator terhebat dalam hidupku, dikala kita sedang terjatuh ibu tahu cara agar kami dapat bangun dan terus berlari, ketika kami bersedih ibu tahu cara menghibur agar kami  kembali tertawa, ketika kami senang ibu selalu ingatkan bahwa kesenangan itu hanya sementara sehingga kita tak boleh takabur dan berlebihan merayakannya. Ibu selalu mengingatkan kami akan hal-hal sederhana namun begitu prinsip supaya kami tidak keluar dari aturan yang dibuatnya. Ibu selalu menjadi penengah ketika kami anak-anaknya berkelahi, ibu selalu menjadi penyejuk didalam rumah sederhana kami.




0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar